Monday, July 16, 2007

Kenikmatan Dari Sebuah Hobi


Soebronto Laras


Meski segudang kegiatan, bukan berarti tak melupakan gaya hidup sehat. Mengapa olahraga bersepeda menjadi arena pelepas stressnya?


Minggu pagi, irama kota Jakarta mengalun lebih tenang. Pun udara masih segar mengisi rongga pernafasan. Kepadatan, ketegangan, polusi udara dan kemacetan lalu lalang kendaraan bermotor di Jakarta, seolah rehat untuk sementara.

Di salah satu sudut kota jakarta, tepatnya di bilangan Monas (Monumen Nasional), suasana tampak ramai. Banyak warga Jakarta menikmati hari liburnya dengan berolahraga di arena ini. Salah satunya, Soebronto Laras. Dengan balutan busana lengkap olahraga bersepeda, Dirut. PT Indomobil ini tengah duduk di sebelah sepedanya.

Tetesan keringat peluh mulai membasahi keningnya. Pembakaran energi usai dilakukannya dari tempat tinggalnya menuju halte di depan kantor Gubernur DKI menjadi lokasi berkumpul komunitas sepeda yang dipimpinnya. “Anggota yang datang belum banyak kalau sudah berkumpul semua, jumlahnya bisa empat ratusan orang,” ujarnya.

Bagi Soebronto, bersepeda bukan hobi baru. Sejak kecil dia sudah mengakrabi benda satu ini. Tapi kesenangannya ini sempat lama tak disentuhnya karena harus hijrah ke Inggris. Baru setelah kembali dari perantauannya, lulusan Paisley College dan London College, Inggris ini kembali intens mengayuh sepeda tahun 1971. “Waktu di Inggris susah sekali main sepeda,” ujar eksekutif yang juga akrab disapa Yonto ini.

Pada awalnya, pria kelahiran 5 Oktober 1943 ini hanya sendirian meluncur diatas roda dua. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, mulai bermunculan beberapa orang yang mempunyai hobi serupa dengan dirinya. Diakui Soebronto, “Puncak antusiasme masyarakat terhadap hobi bersepeda saat fenomena fun bike mulai merebak,” katanya.



Melihat tingginya animo masyarakat terhadap olahraga bersepeda ini, Soebronto dan teman-temannya berinisiatif membentuk klub Jakarta Cycling Club (JCC). Menurut Soebronto lewat klub sepeda yang dipimpinnya ini, selain berolahraga juga dijikan arena gaul dengan seluruh lapisan masyarakat. “Diantara anggota kita ini ada yang atlet, cuma sekadar main-main, atau benar-benar hobi. Mereka ini tentu kemampuannya berbeda-beda. Ada yang mampu membeli sepeda mahal ada yang tidak. Tapi kita semua bisa menyatu disini,” ujarnya.

Ketika bersepeda ke kantor (Bike to Work) belum dikenal seperti sekarang ini, Soebronto justru telah lama melakukannya. Setiap pagi seusai sholat subuh eksekutif yang juga pengurus PB PELTI ini selalu membiasakan bersepeda sepanjang lima puluh sampai enam puluh kilometer sebelum menuju tempat kerjanya. “Begitu sampai kantor, saya langsung mandi sebelum beraktivitas. Jadinya badan lebih segar” ujar lelaki yang seminggu sekali melakukan Bike to Work.

Bersepeda selain mengurangi polusi, juga menyehatkan. Bagi Soebronto, sepeda merupakan alat transportasi unik, menyehatkan sekaligus dapat menjangkau kemana saja. Dan sebagai sarana olah raga, bersepeda menurutnya jauh lebih efisien dibandingkan lari. Apalagi olahraga ini bisa dilakukan oleh semua umur dari anak-anak sampai lanjut usia.

“Setelah berolaharaga sepeda, upaya recovery dari penyakit jantung saya bisa berjalan lebih cepat,” ujarnya sungguh-sungguh. Hal ini kemudian dijadikannya pijakan untuk terus “bermain” dengan sepedanya. Bahkan “terapi” bersepeda ini juga diterapkan kepada salah satu rekan dan staff dealernya yang berusia 70 tahun. “Teman saya ini Bapak Yusuf. Baru berolahraga sebentar saja, sudah pingsan. Pelan-pelan saya ajak ia naik sepeda. Sekarang ini kondisi kesehatannya menjadi lebih baik,” katanya bangga.


Segudang Jabatan


Ketika mengayuh sepeda, Soebronto Laras mengaku tak selalu menemukan jalan mulus. Terkadang ia dituntut melewati trek terjal, berkelok, naik dan turun. Pun begitu dengan perjalanan karirnya. Sebelum mencapai posisi seperti sekarang ini, beragam tantangan sedikit demi sedikit ia tapaki.

Sebelum menjadi Dirut PT Indohero Steel & Engineering Co., dan PT Indo Mobil Utama (perakit motor dan mobil Suzuki), Soebronto memang telah dibesarkan oleh lingkungan yang sangat kental dengan nuansa otomotif. Ayahnya, R. Moerdowo (almarhum) merupakan importir mobil beberapa merk. Seperti: Citroen, Tempo dan Combi, semenjak tahun 1949.

Anak kedua dari empat bersaudara ini sempat memperdalam ilmu rekayasa mesin di Paisley College for Technology, Inggris dan ilmu bisnis di Paisley College for Technology. Sepulangnya dari Inggris ia bekerja di PT First Chemical Industry, yang bergerak dalam bidang formika, alat-alat plastik, dan perakitan kalkulator.

Karir Soebronto terus menanjak dan selalu menempati posisi penting di beberapa perusahaan. Antara lain: PT. Indomobil Niaga International, PT National Motors Co, dan PT. Unicor Mutiara Motor, Direktur Utama PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk, yang merupakan perusahaan induk dari perusahaan-perusahaan dalam naungan Indomobil Group, Komisaris Utama PT Primus Financial Services dan Komisaris PT. Sumi Rubber Indonesia.


Majalah Prioritas 17

No comments: